Hasto Baca Pleidoi, Singgung Kepentingan Politik Kekuasaan di Kasusnya

Terdakwa Hasto Kristiyanto membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam sidang kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI Harun Masiku dan perkara perintangan penyidikan. Dia menyatakan, perkara yang menjeratnya dipengaruhi oleh kepentingan politik kekuasaan dari pihak tertentu.
“Proses daur ulang ini tidak berada di ruang hampa, melainkan dipengaruhi oleh kepentingan politik kekuasaan yang melatarbelakanginya,” tutur Hasto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).
Meski argumen soal pengaruh kepentingan politik dibantah oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan dengan agenda jawaban eksepsi pada 11 April 2025 lalu, Hasto menyebut bahwa realitas kehidupan sosial politik berkata lain. Dimulai dari 2023 hingga selesainya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, faktor tersebut tidak bisa diabaikan.
“Terlebih saya tidak mengalaminya sendiri. Ada kalangan jurnalis, tokoh prodemokrasi, pengamat politik, dan lain-lain yang menjadi korban intimidasi akibat sikap kritis mempersoalkan demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum, serta pemilu jurdil,” jelas dia.
Hasto mengatakan, awal tekanan politik yang dialaminya terjadi saat pernyataan sikap politik untuk menolak kehadiran tim nasional (timnas) Israel dalam Piala Dunia U-21 di Indonesia pada 2010. Aspek ideologis dan historis PDIP yang disuarakan itu berhubungan dengan komunike politik dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung.
“Kesepakatan politik tersebut ditandatangani oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan memberikan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina. Sikap tersebut dijalankan dengan konsisten sebagai sebuah prinsip,” katanya.
Meskipun sikap kritis PDIP mengakibatkan penurunan elektoral partai, namun kebenaran tidak bisa ditransaksikan dan sudah semestinya diperjuangkan.
“Sementara saya yang menerima kriminalisasi hukum, yang salah satunya disebabkan oleh penolakan terhadap kehadiran Israel, menjadikan proses daur ulang kasus ini sebagai konsekuensi atas sikap politik yang saya ambil,” ungkap Hasto.
Dia menegaskan, PDIP selalu mengajarkan untuk menghadapi setiap tekanan yang terus berdatangan. Hal itu semata-mata untuk kepentingan terbaik Indonesia segera tercapai.
“Meskipun harus menghadapi tekanan dan intimidasi, kami diajarkan di PDI Perjuangan bahwa berbagai tantangan yang dihadapi adalah bagian dari pengorbanan terhadap cita-cita dan kesetiaan pada perjuangan ideologi partai yang selaras dengan kepentingan Indonesia,” Hasto menandaskan.
Sumber:https://www.liputan6.com/news/read/6101382/hasto-baca-pleidoi-singgung-kepentingan-politik-kekuasaan-di-kasusnya?page=2